Senin, Mei 13, 2024

Kejayaan yang tak malu

Must read

Sayangnya, selalu ada orang yang tidak sanggup merasa malu, entah karena dibius oleh kekuasaan atau berada di antara minoritas kecil yang terlahir dengan ciri-ciri sosiopatologis. Orang-orang seperti itu tidak akan bertahan lama hidup di lingkungan suku-suku nomaden. Mereka akan diusir kelompoknya dan dibiarkan mati sendirian.

Tapi, pada organisasi modern yang begitu luas, sosiopat tampaknya selangkah lebih maju dalam tangga karier. Studi menunjukkan bahwa antara 4 sampai 8 persen CEO terdiagnosis mengalami sosiopati, dibandingkan dengan 1 persen pada populasi umum.

Dalam demokrasi modern, sifat tak tahu malu bisa memberi keuntungan tersendiri. Politisi yang tidak terhalang oleh rasa malu bebas melakukan hal-hal yang tak berani dilakukan orang lain. Anda boleh dikenal sebagai pemikir paling cemerlang di negara anda? Tapi, bisakah anda ketahuan bohong lantas menceritakannya kepada orang lain tanpa henti?

Kebanyakan orang akan diliputi rasa malu–seperti kebanyakan orang membiarkan (sisa) makan terakhir di atas piring dalam perjamuan bersama. Tapi orang yang tak tahu malu tak bisa melewatkan kesempatan.

Dan perilaku berani mereka membuahkan hasil di zaman “mediakrasi” (pemerintahan orang-orang semenjana) dalam kehidupan modern saat ini, karena liputan berita dan viralitas lebih menyoroti hal-hal yg tidak normal dan tidak masuk akal.

Di dunia seperti ini, bukanlah pemimpin yang paling ramah dan berempati yang naik ke atas, tetapi kebalikannya. Saat ini, yang berjaya adalah mereka yg tak tahu malu: the survival of the shameless. (Edulatif, No. 41).

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article