Minggu, April 28, 2024

Lindungi anak tanpa halangi manfaat yang ditawarkan media digital

Must read

Staf pengajar Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Diponegoro Semarang Lintang Ratri Rahmiaji mengatakan, di era digital, setiap perubahan pasti ada ketidaknyamanan, meskipun untuk perubahan yang lebih baik. Ketidaknyamanan itulah yang harus diadaptasi menjadi kenyamanan.

Kutipan menarik tersebut disampaikan Lintang Ratri saat menjadi narasumber untuk acara webinar literasi digital bertema ”Kenali Upaya Melindungi Anak di Ranah Daring” yang digelar Kementerian Kominfo untuk warga masyarakat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (25/8/2021).

Lintang Ratri bicara ditemani narasumber lain yakni Diana Alatheia Balienda (entrepreneur, digital trainer, graphologist), Tri Yuningsih (dosen Fisip Undip), Ahmad Muhlisin (redaktur Betanews.id), key opinion leader Aprillia Ariesta, serta pemandu acara Mafin Rizqi.

Dalam paparannya, Lintang Ratri mengatakan, secara umum para pengguna digital bisa dibagi dalam dua kelompok, yakni: generasi digital dan imigran digital. Generasi digital umumnya diwakili anak-anak yang lahir ketika teknologi digital dan perangkatnya sudah lazim digunakan, sedangkan generasi imigran adalah para orangtua yang merupakan generasi peralihan dan lahir sebelum adanya teknologi digital.

”Anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native, yaitu mereka yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir,” tutur Lintang kepada tak kurang dari 250 partisipan webinar.

Generasi digital, menurut Lintang, memiliki identitas sebagai generasi yang beramai-ramai membuat akun di Facebook, Twitter, Instagram, Path, YouTube, dan lainnya untuk membuktikan kepada dunia bahwa mereka ada. Sehingga, dari sisi privasi generasi digital cenderung lebih terbuka, blak-blakan, dan berpikir lebih agresif.

Untuk itu, lanjut Lintang, perhatian dan pendampingan orangtua sangat dibutuhkan saat anak-anak beraktivitas di dunia digital. ”Orangtua diharapkan mampu melindungi anak-anak dari ancaman era digital, tetapi tidak menghalangi potensi manfaat yang diberikan maupun ditawarkan oleh media digital,” ungkap anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) itu.

Masih menurut Lintang, pendampingan orangtua tidak hanya berfungsi menjaga dan melindungi anak dari pengaruh buruk beragam platform maupun konten yang ada di media digital. Lebih dari itu, orangtua juga mampu memberikan pemahaman tentang dampak buruk cyberbullying, pornografi, hoaks, prank, ujaran kebencian, dan lainnya.

”Dampingi anak saat menggunakan gadget dan bermain game, batasi waktu penggunaan, dan arahkan hanya pada website yang konstruktif. Tugas orangtua mempersiapkan anak menghadapi zamannya. Kita sebagai orangtua, apakah sudah mempersiapkan anak untuk menghadapi era digital saat ini dan era ke depannya?,” tanya Lintang sebagai bahan introspeksi para orangtua.

Staf pengajar Universitas Diponegoro lainnya, Tri Yuningsih menyatakan, kenali upaya melindungi anak di ranah daring salah satunya dengan meningkatkan pemahaman akan digital skills para orangtua. Meskipun rata-rata skill orangtua dalam menggunakan perangkat digital tidak lebih baik dibandingkan anak, namun orangtua masih lebih baik dalam wawasan pengetahuan maupun norma dunia digital.

Yuni mengatakan, populasi yang sangat muda pengguna media digital tentu memberikan peluang bagi masyarakat untuk terus berkembang di dunia teknologi digital. Apalagi, karena mayoritas penggunanya adalah anak-anak muda atau yang lebih sering disebut generasi milenial, sehingga tidak asing lagi dengan inovasi teknologi ini.

Namun, lanjut Yuni, pemanfaatan internet (medsos) yang benar haruslah sesuai dengan kecakapan yang berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, pendidikan karakter turut memberikan andil yang kuat dalam penanaman nilai-nilai nasionalisme pada anak-anak, seperti penanaman semangat kebangsaan dan pemahaman akan kebhinekaan.

Yuni berharap, masyarakat tetap terus melaksanakan kegiatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Apalagi, fasilitas dan fitur dari TIK memiliki keunggulan dan kemudahan untuk dipergunakan seluruh lapisan masyarakat. ”Tidak hanya itu, transformasi digital yang semakin maju dan canggih memang mempunyai banyak manfaat untuk perkembangan di berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan,” tegas Yuni. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article