Jumat, Mei 10, 2024

LiveLighter Perth Indonesian Festival and Food Bazaar 2024

Must read

Tidak hanya menjadi daya tarik utama dalam festival ini, tetapi Kopi Ciwidey juga menyampaikan pesan penting tentang pentingnya mendukung petani lokal dan produk-produk bermutu. Dengan kehadiran mereka di panggung internasional seperti ini, diharapkan akan membawa apresiasi yang lebih besar terhadap kekayaan alam dan budaya Indonesia.

LSPR, Aspikom dan Perkoci berharap bahwa kesuksesan ini akan menjadi titik tolak untuk lebih memperluas jangkauan kopi-kopi berkualitas dari daerah Ciwidey dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus menjaga dan menghargai karya-karya petani lokal.

“Cita rasa kopi Ciwidey yang khas sangat layak untuk diperkenalkan kepada khalayak luas, terutama di Perth,” ujar Miska Duri Suryanita, Pendiri Selendang Sutra Indonesian Dance Group Perth Australia, yang berhasil menyajikan setidaknya 8 macam tarian tradisional dari berbagai wilayah Indonesia dalam perhelatan ini.

Sharing dan workshop bersama Edith Cowan University Perth

Sebagai pelengkap gemerlapnya LiveLighter Perth Indonesian Festival and Food Bazaar 2024, sebuah acara diskusi dan workshop yang menarik telah diadakan sehari sebelumnya di Kampus School of Arts and Humanities Edith Cowan University (ECU) di Mount Lawley, Perth, Australia.

Tim pengajar dari LSPR Institute Komunikasi dan Bisnis bergabung dalam sesi produktif bersama para professor dan pengajar senior ECU untuk menjajagi potensi kerjasama dan kolaborasi yang luas.

Topik yang mendominasi diskusi sebagaimana disampaikan oleh Associate Profesor Dr. Ulani Yunus pada pengantar diskusi adalah tentang Gender Studies, Coffee Talk, Cultural Events, dan AgroTourism, yang diarahkan menjadi fokus utama kerjasama kedua lembaga tersebut dalam menyelenggarakan penelitian bersama. Professor Mark McMahon, Direktur Engagement & International ECU, menekankan pentingnya pemahaman akan perilaku konsumen, khususnya dalam era digital ini.

“Generasi Z, baik di Australia maupun di Indonesia, sangat selektif dalam memilih platform media sosial untuk mengekspresikan aspirasi mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memilih pesan yang tepat dan platform media sosial yang relevan agar pesan kita benar-benar mengenai sasaran,” kata Professor Mark McMahon.

Dr. Kelly Choong, Dosen Senior Advertising ECU, menyoroti pentingnya membangun brand yang kuat dan menancap di benak pelanggan. “Misalnya, ketika orang Australia berpikir tentang Indonesia, biasanya yang terlintas adalah Bali. Maka dari itu, kita bisa memanfaatkan Bali sebagai pintu masuk untuk memperkenalkan produk atau brand dari Indonesia,” tambahnya.

Dr. Anna Agustina, Sekjen Aspikom dan juga Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila, Jakarta, melihat adanya keterkaitan antara topik-topik yang dibahas dan potensi kolaborasi penelitian yang luas antara LSPR, Aspikom, dan ECU. Menurutnya, dalam pembahasan mengenai budi daya kopi, perlu juga diperhatikan isu-isu lingkungan dan kearifan lokal.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article