Jumat, Mei 3, 2024

Lorjhu’

Must read

Album Paseser, dengan semangat kemandirian serta potensi mentahnya, diharapkan menjadi pondasi dari kiprah seru Lorjhu’ di dunia musik. Paket unik yang ditawarkannya, yang mengedepankan gagasan kelokalan Nusantara, pun tampak mulai menarik perhatian tidak hanya penggemar musik dalam negeri.

“Selama pandemi semua serba online dan mandiri, apresiasi pun jadinya terlihat lebih global, seperti ada radio online di Polandia yang memainkan lagu-lagu Lorjhu’,” jelas Badrus.

Seiring dengan masa pandemi yang semakin terasa akan usai, ke depannya Badrus ingin memperbesar kemungkinan lingkup ekspresi Lorjhu’.

“Lorjhu’ belum sempat manggung dengan proper, ingin sekali segera bisa tampil bawain lagu-lagunya dengan full band. Lorjhu’ bisa saja nantinya menjadi sebuah grup band utuh, bisa juga tetap solo dengan iringan band. Yang pasti saya akan berusaha membawa pengalaman saat di kampung dulu ke dalam paket pertunjukan Lorjhu’,” ujar Badrus dengan penuh semangat.

Rilisan album Paseser dalam bentuk compact disc dan data digital tersedia di berbagai toko rekaman serta platform streaming musik. Untuk menebalkan ekspansi lagu “Can Macanan”, demajors bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) yang berkomitmen memajukan musik dari jalur budaya dan hiburan dengan memutar lagunya di seluruh stasiun RRI di seluruh Indonesia. 

Profil Lorjhu’

Badrus Zeman, lahir dan besar di Sumenep, Madura tepatnya 26 November 1990 di Desa Prenduan. Berkesenian dari usia sekitar 3 tahun. Dari menyukai seni menggambar dan melukis pada sekolah tingkat dasar, serta sangat menyukai film, lalu mulai menyukai seni musik saat kelas 5 SD, hingga betul-betul mempelajarinya saat Tsanawiyah di Pesantren.

Pernah membuat grup musik duo instrumental bersama salah seorang kawan di pesantren, dengan nama grup “Duo Gentong” yang mengeksplor alat gentong sebagai instrumen. Lalu membuat Band pada saat Madrasah Aliyah/SMA, bernama Sponge Rock, beranggotakan 4 orang dengan posisi Vokal dan Gitaris. Seiring waktu Formasi berubah sehingga tersisa 2 personel “Badrus Vokal Drum & Ervan Gitar” dengan merubah nama menjadi Red Lizard.

Setelah lulus SMA, Red Lizard bubar karena Badrus harus merantau ke Jakarta tahun 2009, kuliah di salah satu isntitusi seni di Jakarta, dengan jurusan film sebagai penyutradaraan animasi minat utamanya. Dari situ Badrus juga sempat membuat proyek solo dengan genre Trhash Black Etnik Metal bernama BADZEM tahun 2011, yang diambil dari nama panjangnya. EP berhasil dirilis di internet dengan berisikan 4 lagu yang 3 diantaranya berbahasa Madura. Namun kurang banyak mendapat pendengar.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article