Minggu, April 28, 2024

Menciptakan ekosistem kewirausahaan digital

Must read

Tak bisa dimungkiri, pesatnya teknologi digital saat ini telah menciptakan banyak wirausahawan baru dengan beragam sektor. Berbagai kemudahan teknologi telah membantu siapa pun menjadi wirausaha dengan lebih mudah dan berkembang lebih cepat. 

Walau pelaku usaha itu tidak memiliki toko fisik, atau lapak strategis di pinggir jalan ramai, konsumen dari berbagai penjuru bisa menjangkau produk yang ditawarkan hanya lewat telepon seluler pintar. 

Pegiat literasi pendidikan Yanuar D. Saputra mengatakan, dari data yang dilansir, Pemerintah Indonesia sudah sejak 2015 menargetkan Indonesia sebagai pusat ekonomi digital di Asia Tenggara pada 2020.

“Salah satu upayanya adalah dengan meluncurkan peta jalan e-commerce sejak 2016,” kata Yanuar dalam webinar literasi digital bertajuk “Menciptakan Ekosistem Kewirausahaan Digital” yang dihelat Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (8/7/2021).  

Dalam webinar yang menghadirkan narasumber Zunaji Samroni (Alterasi Indonesia), Jeffry Yohanes Fransisco (CEO JF Autowear) dan Tommy Widiyatno (Pengembang Media Seni) itu, Yanuar mengatakan, berbagai langkah telah pula disusun oleh pemerintah untuk menggenjot ekonomi industri digital nasional mulai 2015. 

Yakni, mulai dengan memfasilitasi pengembangan 55 juta UKM di Indonesia melalui e-commerce, menyepakati tata kelola registrasi kartu prabayar dengan para penyelenggara telekomunikasi seluler sejak akhir 2015, hingga sertifikasi 7.690 orang bidang komunikasi dan informatika.

Dengan inisiatif dan peran besar pemerintah dalam membangun ekosistem digital itu, Yanuar pun mengajak masyarakat memanfaatkan berbagai kemajuan yang ada dalam dunia ekonomi digital untuk makin produktif.

“Termasuk menjaga etika saat berwirausaha secara digital,” kata Yanuar dalam webinar yang dipandu Dannys Citra dan Reza Tama sebagai key opinion leader itu.

Yanuar mengingatkan, menjaga etika dalam wirausaha digital patut dilakukan untuk menjaga kelangsungan usaha yang dilakoni.

“Selalu ingat bahwa komunikasi itu akan mencerminkan citra diri kita,” tuturnya. Yanuar menambahkan, dalam bisnis yang diajak berkomunikasi adalah manusia. Sehingga, sudah selayaknya benar-benar bisa mengendalikan emosi dan bisa berkomunikasi dengan sopan dan santun untuk menjaga hubungan baik.

“Jika komunikasi itu melalui teks, gunakan bahasa yang baik dan jelas, hargai profesi orang dan sadari posisi kita. Jangan sampai dalam komunikasi justru memancing perselisihan,” kata Yanuar.

Zunaji Samroni dari Alterasi Indonesia ikut urun rembuk. Mengacu data Kementerian Koperasi dan UMKM 2020, ia menilai, kewirausahaan di Indonesia masih akan berkembang pesat meski pandemi Covid-19 belum usai. 

Saat ini, mengutip catatan Kemenkop UKM, rasio kewirausahaan Indonesia masih di kisaran 3,47 persen dari total 64 juta pelaku usaha.

“Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, rasio tersebut masih kalah rendah. Salah satunya Singapura dengan jumlah penduduk kurang dari 5 juta jiwa berhasil mencatatkan kewirausahaan di angka 8,5 persen,” ujarnya.

Bahkan, di negara-negara maju rata-rata jumlah wirausaha sudah mencapai 12 persen. 

Sebagaimana wilayah lain, di Kabupaten Banyumas, Kementerian Kominfo juga akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.

Serial webinar ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.

Warga masyarakat diundang untuk bergabung sebagai peserta dan akan terus memperoleh materi pelatihan literasi digital dengan cara mendaftar melalui akun media sosial @siberkreasi. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article