Kamis, Mei 16, 2024

Mengkaji potensi dan dampak positif media sosial untuk pendidikan

Must read

Teknologi dan ruang digital yang semakin berkembang telah memperluas potensi yang ada pada dirinya sendiri. Media sosial sebagai salah satu bentuk perkembangannya, yang juga banyak digunakan oleh manusia dalam berinteraksi, juga memiliki potensinya sendiri

Dalam sesi webinar literasi digital bertajuk ”Dampak Positif dengan Bermedia Sosial’ pada Kamis, 12 Agustus 201, yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Siti Mutmainah memaparkan mengenai dampak positif yang ada dalam bermedia sosial.

Siti Mutmainah, yang merupakan Kepala Seksi Tenaga Kependidikan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan bahwa tingkat minat baca masyarakat Indonesia memprihatinkan, yakni berada pada angka 0,001 persen. Menurutnya, ini yang menyebabkan masyarakat hanya suka membagikan informasi tanpa menelaah lebih jauh. Siti Mutmainah memberikan tips dalam bermedia sosial. “Kita harus pandai mengatur waktu, menghargai orang lain dan karyanya, melek fungsi media sosial, dan menyaring informasi yang didapat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Siti Mutmainah memaparkan mengenai digital culture atau budaya digital. Menurutnya, digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca dan membangun wawasan kebangsaan, dalam hal ini, kebangsaan Indonesia dan nilai Pancasila. Siti Mutmainah juga menjelaskan indikatornya.

“Indikator untuk menilainya adalah individu itu sadar tanggung jawab untuk beraktivitas di media sosial dengan landasan nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila,” ungkapnya. Adapun nilai-nilai Pancasila yang dimaksud adalah cinta kasih, setara, harmoni, demokratis, dan gotong royong.

Lebih jauh, Siti Mutmainah membahas dampak positif media sosial untuk pendidikan. Dampak-dampak itu adalah terciptanya komunitas untuk memusatkan pengetahuan kolektif, menjadikan pendidikan semakin kolaboratif dan hemat waktu, adanya konten tambahan untuk penguatan, dan bertambahnya wawasan lebih jauh lagi.

Amhal Kaefahmi, narasumber lain yang merupakan Pengawas Madrasah Kemenag Kota Semarang, mendedahkan lebih lanjut mengenai tantangan etis dalam menggunakan media sosial. Tantangan pertama yang muncul, menurutnya, adalah keragaman kompetensi yang ada pada setiap individu yang menggunakan ruang digital. “Adanya perbedaan generasi dalam ruang digital membawa perbedaan budaya dalam berinteraksi,” jelasnya.

Tantangan kedua berwujud konten negatif yang tersebar di media sosial, dan tidak disikapi dengan pantas oleh pengguna. Menyoroti masyarakat Indonesia, Amhal Kaefahmi memberikan data Digital Incivility Index 2021. “Data yang dihimpun oleh Microsoft itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat internet paling tidak sopan di Asia Tenggara,” ungkapnya.

Hal itu disebabkan oleh ujaran kebencian, perundungan, dan hoaks yang banyak tersebar di media sosial. Amhal Kaefahmi memandang perlunya meningkatkan kompetensi etis masyarakat Indonesia dalam bermedia sosial. Hal ini juga menjadi perhatian lebih, sebab Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara yang penduduknya kecanduan media sosial.

“Masyarakat kita menghabiskan 8 jam 52 menit untuk mengakses dunia digital. Jadi sangat perlu untuk meningkatkan kompetensi,” jelasnya.

Lebih jauh lagi, Amhal Kaefahmi menjelaskan tentang digital ethics. Menurutnya, digital ethics merupakan panduan berperilaku terbaik di ruang digital, membawa individu untuk dapat menjadi bagian masyarakat digital, pada domain kolektif dan informal. Sebagian dari digital ethics tersebut adalah pengetahuan dalam berinteraksi, mengenali informasi yang salah, dan mengetahui aturan dasar dalam berperilaku di media sosial.

“Penggunaan internet secara sehat dan aman perlu ditanamkan sejak dini melalui pembelajaran etika berinternet,” jelasnya.

Dipandu oleh moderator Harry Perdana (Entertainer), webinar ini juga menghadirkan news TV presenter Adinda Daffy sebagai key opinion leader, narasumber Sofyan Wijaya (Founder ATSoft) dan Adrie Wardhana (Creative Heads Foiniks Digital).

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article