Senin, April 29, 2024

‘Pesantren Sehat Lifebuoy’ cetak duta santri untuk kampanyekan hidup bersih dan sehat

Must read

Kementerian Agama Republik Indonesia bersama Unilever Indonesia melalui brand Lifebuoy menggelar program “Pesantren Sehat Lifebuoy” yang bertujuan meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari santri. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (15/2) di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, dengan melibatkan 1200 santri yang mendapatkan edukasi kesehatan, selain juga pelatihan guna cetak Duta Santri.

Dalam acara ini juga hadir Wakil Menteri Agama RI, KH. Saiful Rahmat Dasuki, S.IP., M.Si., jajaran Direksi Unilever Indonesia, dan Pengurus Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta K.H. Ahmad Mahrus Iskandar.

KH. Saiful Rahmat Dasuki, S.IP., M.Si., Wakil Menteri Agama Republik Indonesia menyatakan, “Melalui kerjasama dengan pihak-pihak swasta termasuk di dalamnya Unilever Indonesia, dan produk-produknya dapat menunjang peningkatan pola hidup termasuk di dalamnya aspek Kesehatan yang bermanfaat, terutama bagi pondok pesantren. Sebab pada dasarnya apabila para santrinya sehat, in syaa Allah Indonesia kuat.”

Salah satu langkah utama dari PHBS yang penting untuk diimplementasikan di pesantren adalah gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 momen penting, yakni saat sebelum makan, setelah dari toilet, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, dan setelah bepergian. Jika dibiasakan, CTPS di 5 momen penting akan mampu melindungi para santri/santriwati dari berbagai penyebaran penyakit. 

Ketua Presidium Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), dr. Imelda Datau, MM. menyatakan rasa bangga program ini ada di pesantren-pesantren seluruh Indonesia. Kita sama-sama tahu perilaku hidup bersih dan sehat itu sangat penting terutama di kalangan pesantren. 

Harus diakui terlalu banyak jumlah santri yang berada dalam lingkungan asrama itu, sehingga mungkin kurang dapat terjaga perilaku hidup bersih dan sehat itu, yang mana kalau itu tidak diperhatikan akan menimbulkan penyakit. 

Banyak sekali bahkan ada 183 penyakit yang diakibatkan oleh kurang bersihnya kita dalam mencuci tangan maupun saat  membersihkan gigi dan mulut. Jadi, program ini sebaiknya kita galakkan bersama-sama karena selama ini perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) bekerja sama dengan Lifebuoy sudah melakukan hal tersebut di sekolah-sekolah dasar di lima cabang kami di seluruh Indonesia.”

Bahkan menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, kebiasaan ini menjadi langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin. Sementara, menilik pada data BPS, Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di DKI Jakarta baru mencapai 54,8% dari total populasi2 sehingga adanya keperluan untuk meningkatkan kebiasaan CTPS ke lebih banyak masyarakat di DKI Jakarta.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article