Selasa, Mei 14, 2024

‘Pesantren Sehat Lifebuoy’ cetak duta santri untuk kampanyekan hidup bersih dan sehat

Must read

Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia, Erfan Hidayat menjelaskan peran Lifebuoy untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di area Pesantren. Salah satunya adalah dengan mencetak Duta Santri sebagai peer educator dari program peer-to-peer learning.

“Sejak 2019 program Pesantren Sehat Lifebuoy telah menjangkau lebih dari 2.000 pesantren dan memberikan manfaat bagi lebih dari 900.000 santri/santri putri di Indonesia. Tahun ini program Pesantren Sehat Lifebuoy hadir di Jakarta, dengan tujuan memberikan dampak yang lebih luas melalui sejumlah rangkaian kegiatan mulai dari peer-to-peer learning, edukasi CTPS, hingga pemeriksaan kesehatan. Kami berharap dengan kolaborasi yang dilakukan di beberapa pesantren di berbagai kota di Indonesia kami dapat menjangkau penambahan 1 juta santri/santri putri di lebih dari 1.500 pesantren,” papar Erfan.

Interaksi intens antar masyarakat pesantren menjadikan pesantren unit pendidikan yang berpotensi efektif dalam membiasakan CTPS di 5 momen penting melalui metode peer-to-peer learning, dimana mereka saling mencontohkan dan meniru berbagai perilaku positif. 

Menurut studi dari Hungarian Academy of Sciences, peer-to-peer learning atau program edukasi melalui teman sebaya merupakan salah satu cara edukasi yang paling efektif dalam pengajaran CTPS di kalangan anak-anak.

Studi ini menemukan bahwa program edukasi melalui teman sebaya dapat meningkatkan pengetahuan teoretis tentang CTPS dan cara mempraktekkan CTPS yang benar hampir 2x lebih baik dari sebelumnya, dan  dapat bertahan bahkan 4 bulan setelah program berakhir. 

K.H. Ahmad Mahrus Iskandar, Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang juga bertindak sebagai penerima manfaat sekaligus tuan rumah acara hari ini menuturkan, “Selama ini melalui peranan para wali santri, sejak sebelum ada virus COVID 19 sampai sekarang, kami terus meminta agar mereka dapat menerapkan pola hidup sehat. Kendati hidup bersama-sama dalam satu ruangan selama 24 jam non-stop, pasti menghadapi tantangan yang berbeda dengan kondisi pada umumnya.”

Untuk itu, ujar Ahmad Mahrus Iskandar, “Kami tidak boleh lengah dan berputus asa, sehingga setiap diadakan kegiatan di lingkungan pesantren, para santri kami ajak membuat kegiatan dengan sabun Lifebuoy bersama Duta Cuci Tangan dari para santri, di mana mereka mengajarkan contoh aktivitas cuci tangan yang benar selama 20 detik.”

“Alhamdullilah kami juga sudah memperbanyak tempat cuci tangan, termasuk menyediakan sabun untuk cuci tangan di tempat-tempat lingkungan Pesantren Asshiddiqiyah. Diharapkan juga mereka membiasakan mandi setiap harinya sambil menggunakan produk-produk yang memang baik bagi kulit dan rambut mereka. Hal tersebut selalu diajarkan, karena penting sekali peranannya bagi para santri.”

Program Pesantren Lifebuoy dibagi menjadi dua tahap:

  • Pemilihan Duta Santri oleh pihak Pesantren sebagai peer educator yang akan mendapatkan pelatihan tentang PHBS, terutama CTPS, oleh dokter dari PDUI. Hal ini menjadi penting karena salah satu faktor kesuksesan peer-to-peer learning adalah kompetensi dan kapabilitas dari peer educator. Melalui pelatihan ini, duta santri akan memahami pentingnya CTPS dan bagaimana cara melakukan CTPS dengan baik dan benar.
  • Tahap berikutnya, Duta Santri akan kembali ke pesantren untuk dapat memulai melakukan Gerakan 21 Hari Pembiasaan CTPS bersama santri/santriwati lainnya. Hal ini dilakukan karena menurut teori peer-to-peer learning, edukasi melalui peer educator yang kompeten terbukti lebih efektif dibandingkan dengan edukasi guru-siswa pada umumnya.
- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article