Minggu, Mei 5, 2024

Bosan belajar jarak jauh? Ini kiat menghadapinya

Must read

Pandemi Covid-19 berdampak pada dunia pendidikan, termasuk pendidikan tinggi. Bencana wabah virus Corona menghambat kegiatan belajar mengajar yang biasanya berlangsung secara tatap muka.

Kendati demikian, pandemi ini mampu mengakselerasi pendidikan era 4.0. Sistem pembelajaran pun dilakukan dengan mengadopsi sistem pembelajaran jarak jauh memanfaatkan teknologi informasi.

Direktur Polteknik Banjarnegara, Tuswadi mengatakan, akibat wabah Covid-19 ini, tak kurang dari 186 negara sempat melakukan penutupan sekolah. Di Indonesia, wabah Corona ditanggapi oleh pemerintah melalui  Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

”Lalu, kita harus bagaimana melakukan pembelajaran jarak jauh dalam masa darurat ini?” tanya Tuswadi dalam webinar literasi digital dengan tema ”Kiat-kiat Meningkatkan Motivasi Belajar Selama Pandemi Covid-19” yang digelar Kementerian Kominfo untuk warga Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (30/8/2021).

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, menurut Tuswandi, perlu dilakukan dengan sebuah terobosan agar tetap efektif. Misalnya dengan penyederhanaan kurikulum yang meliputi penugasan dalam kegiatan pembelajaran dalam jaringan maupun memakai Google Classroom. Kemudian, terobosan dalam metode penilaian yang meliputi penggunaan Google Form.

Menurut Tuswadi, dalam pembelajaran jarak jauh yang dilakukan pun memunculkan dinamika. Sebanyak 67 persen masyarakat diketahui terbebani dengan biaya kuota internet, kemudian 24 persen warga tidak memiliki akses internet, dan 92 persen peserta didik maupun mahasiswa mengalami kendala pembelajaran jarak jauh.

Sedangkan kendala pembelajaran pada masa pandemi saat ini meliputi, tidak adanya akses listrik dan internet, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), lalu minimnya inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta pemberian tugas yang membosankan.

Akibat pembelajaran di masa pandemi ini memunculkan risiko berupa putus sekolah, penurunan capaian belajar, learning loss, hingga potensi gangguan kesehatan. Untuk itu, perlu adanya kiat untuk menjaga kelangsungan belajar generasi saat ini.

Kiat untuk memotivasi generasi sekarang untuk belajar secara daring ini dapat dilakukan oleh orangtua kepada anak-anaknya. Seperti dengan menyediakan anak meja belajar di sebuah ruang, atau bisa juga di kamarnya yang bersih dan rapi. Kemudian selalu memanfaatkan obrolan di meja makan untuk mengetahui perkembangan belajar. ”Orangtua juga harus bisa menyeimbangkan antara tugas rumah dan tugas sekolah,” tutur Tuswandi kepada lebih dari 200 partisipan webinar.

Narasumber lainnya, Head of Studies Center for Family and Social Welfare, UNU Yogyakarta, Saeroni mengatakan, beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk belajar secara mandiri di rumah yakni menentukan materi yang akan dipelajari, mempersiapkan kebutuhan seperti perangkat digital, lalu materi yang akan dipelajari.

”Tentukan tempat belajar yang nyaman, atur jadwal kecepatan belajar yang sesuai dengan target. Kapan dimulai dan kapan berakhir, serta tentukan target belajar,” ujarnya.

Saeroni pun membeberkan beberapa tips belajar mandiri di era digital saat ini. Peserta didik bisa memanfaatkan mesin pencari seperti Google untuk mendapatkan informasi materi pembelajaran yang diinginkan. Kemudian memilih sumber informasi yang memudahkan untuk belajar. Lalu menggunakan sumber informasi yang terpercaya, buku website atau portal.

”Tetaplah aktif berinteraksi ketika belajar, bersama guru atau narasumber secara online. Kemudian juga mencari teman berkolaborasi bila Anda ingin belajar mandiri, misalnya dengan membentuk kelompok belajar atau bergabung dengan komunitas yang sudah ada,” kata dia.

Sementara, agar belajar daring yang dilakukan tidak mengalami kebosanan, bisa dengan mengganti suasana belajar atau bisa juga dengan melakukan aktivitas relaksasi maupun olahraga ringan dan meluangkan waktu untuk menyalurkan hobi. ”Gunakan aplikasi belajar online yang menyenangkan dan mudah dipahami,” ucapnya.

Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Dimas Satria itu juga menghadirkan narasumber Muhammad Mustafid (LPPM UNU Yogyakarta), Imam Wicaksono (praktisi pendidikan), dan kreator konten Syafii Syaf selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article