Selasa, Mei 21, 2024

Budaya Organisasi vs Bos Songong

Must read

Pertama, CEO, seperti orang sukses lainnya, adalah manusia biasa juga, tak luput dari kekurangan, seperti “sulit mendengar pendapat berbeda”, “tidak mampu berkomunikasi efektif”, atau lainnya. Perlu self-assessment untuk mengecek apa yang perlu dipoles dalam perilaku kepemimpinannya.

Kedua, kata seorang CEO (klien Marshall Goldsmith Coaching) dari salah satu 100 perusahaan terbaik yang listed di Bursa New York: “Success can lead to arrogance. When we become arrogant we quit listening. When we quit listening we stop changing. In today’s rapidly moving world, if we quit changing, we will ultimately fail.” Perilaku bos yang songong membahayakan dirinya dan organisasi.

Leadership bukan soal jabatan, tapi merupakan ukuran kompetensi seseorang berkolaborasi secara efektif dengan tim untuk meraih goal organisasi dalam waktu tertentu. Saat kinerja organisasi kurang kinclong, revenue melambat, jangan salahkan anak buah, tapi para eksekutifnya perlu mawas diri. Seperti kata pepatah Eropa, “Fish begins to stink at the head, not the tail.”

Mohamad Cholid is Member of Global Coach Group (www.globalcoachgroup.com)     

Alumnus The International Academy for Leadership, Germany.

Books: https://play.google.com/store/search?q=senincoaching&c=books

(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528

Please contact Ibu Nella + 62 85280538449 for meeting schedule

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article