Jumat, Mei 17, 2024

Mengenang Buya Syafii Maarif di ‘Taman Husnul Khatimah’

Must read

Rombongan Presiden Ir. H. Joko Widodo didampingi Mensesneg Prof Pratikno dan Gubernur DIY Hamengkubuwono X tiba di Masjid pukul 14.58 WIB. Setelah shalat berjamaah Ashar dan begitu rombongan Presiden usai meshalatkan jenazah, dilakukan upacara pelepasan secara ringkas. Presiden memberikan sambutan singkat, mewakili negara menyampaikan dukacita, sekaligus kesaksian tentang kebaikan dan teladan Buya. Saya mewakili keluarga dan Muhammadiyah, menyampaikan hal yang sama.

Kita, Muhammadiyah dan bangsa Indonesia, telah kehilangan Guru Bangsa yang sikap hidupnya apa adanya, otentik. Sosok yang tulus, lurus, dan bersahaja. Dirinya seolah buku terbuka. Ketika dikritik pun, lapang dada. Egaliter dan humanis. Pemikiran dan daya hidupnya luar biasa, melintas batas. Harapannya kuat agar bangsa Indonesia tetap utuh serta para elite negeri menjadi negarawan.

Bakda ashar jenazah dibawa ke pemakaman Husnul Khatimah di Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kulon Proga. Tempat pemakaman baru warga Muhammadiyah yang dikelola RS PKU Muhamamdiyah Gamping. Sebenarnya Presiden menawarkan Taman Makam Pahlawan Kalibata sebagai tempat peristirahatan terakhir untuk Buya Sayafii Maarif, apalagi Buya telah memperoleh penghargaan Bintang Mahaputra Utama dari Pemerintah tahun 2015.

Namun sesuai pesan Buya dan kesepakatan keluarga, sang Guru Bangsa itu dimakamkan di pemakaman umum Husnul Khatimah.
Sepanjang perjalanan banyak warga yang berjejer di pinggir jalan ikut melepas Buya Syafii. Kami satu kendaraan bersama Umi Cholifah Syafii Maarif sungguh haru dan terimakasih atas ketulusan warga dan jamaah mengantarkan kepergian Buya dengan takziah dan doa yang tak terhingga.

Saya menoleh ke Ummi Syafii, “Ibu, Buya dicintai orang banyak, lihatlah mereka ikut melepas Buya, bahkan sempat mengajak saya untuk menengok Taman Makam Husnul Khatimah yang saat ini kita mengantarnya beliau ke peristirahatan terakhir”.

Bu Syafii mengangguk lirih tanpa kata. Semua yang ada di mobil tak tertahan menahan haru. Rupanya, inilah cara Buya “menengok” makam yang ditempatinya sebagai titik pisah terakhir beliau dengan seluruh orang yang ducintainya dan mencintainya.

Tepat menjelang maghrib pemakaman usai. Kami pulang dengan saling membisu, berbalut perasaan kehilangan yang tiada tara dan sepenuh pasrah kepada Sang Pemilik Kehidupan. Di tempat peristirahatan Taman Makam Husnul Khatimah, kami melepasmu dengan doa kepasrahan kepada Allah ‘Azza wa Jalla: “Buya, kami bersaksi dan bermunajat penuh harap, engkau berada di jalan husnul khatimah menuju Surga Jannatun Na’im dalam rengkuhan Ridla-Nya”. Selamat jalan Buya Ahmad Syafii Maarif, sang Guru Bangsa tercinta kami!

Haedar Nashir

Kereta Turangga Yogya-Bandung
Sabtu 28 Mei 2022, dini hari 03.33 WIB.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article