Minggu, Mei 19, 2024

Peserta temu Seni Performans bertemu komunitas bissu, pejuang pelestari warisan seni dan budaya

Must read

  • Puang Matoa Bissu Nani apresiasi kunjungan, sampaikan seniman performans muda temu seni untuk kenalkan bissu pada masyarakat indonesia
  • Kunjungan ke Leang-Leang dan bissu jadi momen reflektif dan sumber inspirasi seniman muda temu seni

Sebanyak 20 seniman muda peserta ajang Temu Seni Performans di Makassar melaksanakan agenda kunjungan budaya ke masyarakat adat Bissu di Segeri, Pangkep. Kedatangan seniman muda dan rombongan pengasuh Temu Seni disambut hangat di rumah masyarakat Bissu dengan alunan alat musik khas Bugis berupa gendang, gong, pui-pui dan lae-lae serta dalam momen istimewa pemimpin Bissu Puang Matoa Bissu Nani bersama sejumlah anggota keluarga mensajikan ritual Ma’giri, sebuah tarian spiritual yang sudah berumur ratusan tahun.

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulawesi Selatan, Andi Syamsu Rijal menyampaikan, “Bissu adalah pewaris dan pejuang pemelihara warisan budaya suku Bugis. Bissu di Sulawesi Selatan dapat ditemui di Kabupaten Pangkep, Bone, Wajo dan Sopeng. Dalam keseharian, Bissu inilah yang mempertahankan pusaka-pusaka adat warisan nenek moyang kita dulu dan keberadaannya termaktub dalam risalah Bugis kuno I La Galigo.” 

Lebih jauh Syamsu Rijal menuturkan bahwa dari Ma’giri yang dipersembahkan di awal pertemuan merupakan sebuah ritual permohonan ijin yang mengandung sebuah konsep dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah, nilai yang tetap dipertahankan oleh para Bissu. 

Terlepas dari begitu banyak kendala dan tantangan, kekayaan kearifan lokal bagi komunitas Bissu selalu menjadi hal utama yang diperjuangkan untuk dilestarikan di tengah kemajuan jaman yang ada. Komunitas Bissu dan masyarakat Sulawesi Selatan berharap perjuangan ini bisa menjadi perjuangan bersama, termasuk para seniman muda yang hadir dalam kunjungan budaya ini. Selahkan untuk mempelajari dan memahami Bissu serta sampaikan keberadaan dan kekayaan budayanya kepada siapa saja. 

Pemimpin Bissu, Puang Matoa Bissu Nani menyampaikan bahwa ritual Ma’giri yang dilaksanakan sebagai sebuah upaya mengusir keburukan atau tolak bala. Bissu menjadi penghubung, menyapa ‘dunia bawah’ dan meminta ‘dunia atas’ untuk memberikan keselamatan, kesehatan dan perlindungan kepada semua yang hadir dalam kesempatan kunjungan budaya bersama peserta Temu Seni Performans ini. 

Mempertahankan pusaka-pusaka adat warisan nenek moyang

Sejak jaman kerajaan hingga saat ini, Bissu dipercaya menjadi pihak yang mengatur sekaligus pelaksana jalannya upacara ritual seperti kelahiran, bayi yang akan menginjakan tanah, pemotongan gigi, sunatan, perkawinan, dan sampai kematian. Masyarakat sekarang memandang Bissu sebagai sosok yang patut dihormati mengingat Bissu masuk dalam golongan orang-orang yang dapat membantu masyarakat (mengobati, pemecah solusi, penjaga siklus kehidupan) agar terhindar darikesulitan atau mendapat bencana. 

Dalam keseharian tidak sedikit Bissu yang bekerja sebagai perias pengantin (memiliki salon) sekaligus menjadi pengatur upacara perkawinan. Hal ini terjadi diantaranya di Desa Segeri, Kabupaten Pangkeb tempat di mana beberapa Bissu tinggal dan kerap dipanggil untuk mengatur upacara ritual. (Yossa Nainggolan/Alpha-I, 2017)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar Temu Seni dengan tema Seni Performans yang berlangsung di kota Makassar, Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan, 1-8 Agustus 2022.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article