Sabtu, April 27, 2024

Cara lindungi anak dari bahaya internet, ortu bisa pilih aplikasi yang cocok

Must read

Kecakapan digital merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi komunikasi (TIK) serta sistem operasi digital.

Kabid Advokasi dan Kerjasama Pusat Studi Pancasila UGM, Diasma Sandi Swandari mengatakan, kecakapan digital ini penting untuk dimiliki terutama bagi orang tua dalam mendidik anaknya memakai teknologi digital.

Menurutnya, orangtua harus mampu melindungi anak dari dampak negatif teknologi digital. Semisal saja dengan cara memilih dan memilah aplikasi atau program apa yang hendak diakses anak.

“Sebaiknya orangtua mencoba terlebih dahulu sebelum digunakan anak,” katanya dalam webinar literasi digital dengan tema ”Kenali Upaya Melindungi Anak di Ranah Daring” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Selasa (26/10/2021).

Selain itu, dalam melindungi anak dari dampak negatif yang harus dilakukan yakni membuatkan jadwal online berapa jam atau menit setiap harinya kepada anak. Adanya jadwal ini akan melatih anak untuk disiplin. ”Kemudian juga, dampingi dan awasi anak setiap kali menggunakan perangkat digital untuk online,” ujarnya.

Diasma mengatakan, orangtua juga harus punya inisiatif untuk memilihkan program atau aplikasi apa yang diakses oleh anak yang disesuaikan dengan kesukaannya. ”Konten favorit kesukaan anak, bisa Youtube atau permainan,” kata dia.

Orangtua bisa memilihkan konten berkualitas yakni yang bisa melatih kreativitasnya, memberikan informasi pengetahuan, merangsangnya untuk belajar, ataupun mendorong tumbuhnya minat bakat.

“Konten digital yang dipilih bisa yang menumbuhkan imajinasi, teka-teki memecahkan persoalan, ataupun kemampuan percakapan berbahasa,” katanya.

Narasumber lainnya, Dosen FISIP Universitas Sebelas Maret, Asal Wahyuni Mulyadi mengatakan pengguna internet di Indonesia yakni 73 persen penduduk adalah pengguna internet aktif. Kemudian juga diketahui 56,4 persen di antaranya berada di Pulau Jawa, dan 95,4 persennya menggunakan smartphone untuk mengakses internet.

“Aktivitas yang paling banyak dilakukan yakni chatting sebesar 29,3 persen dan menggunakan media sosial sebesar 24,7 persen,” ujarnya.

Kemajuan teknologi informasi ini pun harus diimbangi dengan kemampuan etika digital, yakni suatu pengetahuan mengenai informasi yang mengandung hoaks, ujaran kebencian, pornografi, perundungan dan konten negatif lainnya.

Kemudian juga memiliki pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi, dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dengan kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku.

Untuk melindungi anak dari dampak buruk internet sendiri ada berbagai cara. Di antaranya yakni melindungi identitas digitalnya. Ajari anak cara untuk membuat sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak. Hindari sandi sederhana yang menggunakan nama, tanggal lahir, atau bahkan karakter kartun favorit.

Kemudian mengetahui dengan siapa mereka bicara. Orangtua harus sadar bahwa saluran komunikasi ini juga bisa dimanfaatkan orang tak dikenal yang berniat buruk untuk menghubungi anak-anak kita. Cara melindungi selanjutnya yakni menunjukkan konten yang sesuai dengan usianya.

Dipandu moderator Dimas Satria, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Ismita Saputri (Co-Founder Pena Enterprise), Much Nasir (Kadis Sosial, P3A dan KB), dan P Entertainer, CEO CV Nirwasita Hutama, Cyntia Ardila, selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article