Kamis, Mei 2, 2024

#dearMoon, proyek dialog dengan masa depan

Must read

#SeninCoaching

#Lead for Good: #dearMoon, a dialogue with the unknown.

Mohamad Cholid, Practicing Certified Executive and Leadership Coach

Let us postpone nothing. The one who puts the finishing touches on their life each day is never short of time. – Seneca.

“Mau terbang ke Bulan bersama saya?” Ini tawaran serius Yusaku Maezawa lewat akun media sosialnya. Entrepreneur kelahiran 22 November 1975 di Kamagaya, Jepang, ini orang terkaya ke-22 di negerinya.

Dengan kekayaan sekitar dua milyar dollar AS (US$ 2 billion), Maezawa memprakarsai perjalanan sipil pertama ke Bulan. Total penumpang bakal 10 sampai 12 orang, pada 2023 nanti naik SpaceX, hasil pengembangan Elon Musk. Ia akan mentraktir delapan orang, diseleksi dari sekitar satu juta orang pendaftar dari pelbagai negara. Berapa ongkosnya, belum dipublisir.

Proyek dearMoon 21 Maret masuk step kedua, initial screening calon peserta. Saat 2018 pesan semua kursi penumpang, Maezawa, yang juga art collector, semula mau mengajak delapan orang seniman. Kemudian ia memperluas kriteria. Artis dalam pengertian semua orang yang mampu mengembangkan kreativitas ke tahap berikutnya, siap berkontribusi kepada masyarakat, dan bisa menginspirasi rekan seperjalanan mengelilingi Bulan.

Niat Maezawa? “Untuk menebus curiosity saya, pergi ke wilayah yang belum pernah saya datangi, dan melihat hal baru. Untuk melihat langsung dan mengingatkan diri, betapa menakjubkannya Bumi, rumah kita. Betapa kecil dan tidak signifikannya saya, seberapa keras lagi saya harus bekerja dan tumbuh,” katanya.

Dari penuturannya itu rasanya Maezawa yakin bahwa Tuhan memberikan kesempatan manusia untuk menggali dan mengembangkan semua potensi masing-masing, menembus segala batasan semu, sampai entah di mana. Lebih dari menjebol self-limiting belief, kalau perlu berani keluar dari orbit Bumi.

Ia mengaku rada takut juga terbang ke luar angkasa dan mengelilingi Bulan. “Tapi curiosity saya lebih besar,” katanya. Maezawa siap berdialog dengan pelbagai kemungkinan, yang tidak harus dapat diprediksi.

Kelihatannya ia terbiasa. Maezawa sampai pada level sukses saat ini tidak lewat jalur linear. Pada 1991 ia masuk Waseda Jitsugyo High School. Di SMA yang berafiliasi — dan moto sama: independence of learning — dengan Waseda University, ia bersama teman-temannya bikin band. Lulus dari sana, Maezawa tidak kuliah. Bersama pacarnya ia ke Amerika, lalu mengoleksi CD dan piringan hitam. Saat pulang 1995, koleksi album dan CD tersebut dijual lewat mail.

Pada 1998, berbasis dagang lewat mail-order tersebut, Maezawa mendirikan perusahaan Start Today. Dua tahun kemudian, Start Today pindah ke platform online dan mulai menjual pakaian. Perusahaan ini pada 2004 punya website Zozotown dan enam tahun kemudian go public. Maezawa menjual 50,1% kepemilikannya ke SoftBank senilai US$ 3,7 milyar pada 2019.

Maezawa membuktikan, lulusan SMA pun dapat membuat impact signifikan bagi dunia usaha, juga bagi masyarakat, antara lain lewat Contemporary Art Foundation – ia dirikan 2012 di Tokyo dengan goal “supporting young artists as a pillar of the next generation of contemporary art.”

Di antara Anda mungkin akan menempatkan Maezawa sebagai salah satu contoh penting tentang entrepreneurship dan kepemimpinan yang kontekstual.

Ekonom dan political scientist Joseph Schumpeter menyebutkan, inovasi dan perubahan teknologi dalam ekonomi suatu bangsa datang dari para entrepreneurs, yang ia sebut sebagai “wild spirit”. Unternehmergeist, Bahasa Jerman untuk semangat entrepreneur — melakukan hal-hal baru atau mengelola yang sudah ada dengan cara baru.

Itu hanya dapat dilakukan oleh orang-orang berpikiran merdeka, punya curiosity melebihi kecemasannya, bertindak efektif, rendah hati untuk mengakui “betapa kecil dan tidak signifikannya saya, seberapa keras lagi saya harus bekerja dan tumbuh,” seperti kata Maezawa. Lantas berupaya membangun superordinate goal. Memberikan benefit ke banyak orang dan melibatkan para pemangku kepentingan meraih target bersama.

Kuncinya adalah bertindak nyata. Karena, seperti kata Management Guru Peter Drucker, “Entrepreneurship is neither a science nor an art. It is s practice.”

Selanjutnya, dalam menempuh jalur sebagai entrepreneur, patut menyadari dan menyiapkan diri bahwa secara konstan ide-ide bisnis kita akan selalu diuji dan ditakar kemampuannya beradaptasi oleh realitas.

Mohamad Cholid adalah Member of Global Coach Group (www.globalcoachgroup.com) & Head Coach di Next Stage Coaching.

  • Certified Executive Coach at Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching
  • Certified Marshall Goldsmith Global Leadership Assessment
  • Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman

(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528)

(https://sccoaching.com/coach/mcholid1)

Artikel sebelumnya
Artikel berikutnya
- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article