Senin, Mei 6, 2024

IQ versus sikap kerja

Must read

Oleh Eileen Rachman & Emilia Jakob

Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah tulisan dari Dr Agus Budiyono yang beredar di berbagai grup Whatsapp mengenai tidak relevannya ranking, NEM, dan IPK yang digunakan oleh sistem pendidikan kita terhadap kesuksesan seorang individu.  

Tulisan tersebut mengutip hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 100 faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan 733 miliuner di AS, nilai sekolah yang baik merupakan faktor sukses urutan ke-30, sementara IQ berada pada urutan ke-21.

Masih menurut artikel tersebut, 10 peringkat teratas faktor yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan ternyata sama sekali tidak berhubungan dengan penilaian-penilaian ini, tetapi lebih terkait dengan kualitas-kualitas diri, seperti disiplin, keterampilan berhubungan dengan orang lain, dan sebagainya.  

Dalam dunia kerja, kita memang melihat bagaimana orang-orang yang memiliki IQ tinggi dalam proses seleksi di organisasi ternyata belum tentu bisa berkontribusi dengan optimal pada organisasi.

Mereka yang sulit menerima pendapat orang lain, enggan berkolaborasi, lebih senang menonjolkan kepandaian dirinya, pada akhirnya malah menghambat proses di organisasi yang hampir semuanya membutuhkan kerja sama yang baik dengan berbagai pihak.

Sementara itu, individu yang mungkin memiliki kapasitas berpikir rata-rata ternyata lebih cepat menapaki tangga karier dengan kemauan mereka untuk belajar hal-hal baru, terbuka terhadap ide dan masukan dari pihak lain, serta kemampuan untuk tetap bersikap positif dalam menghadapi situasi yang menekan.

Lou Holtz, seorang pelatih sepak bola Amerika legendaris di Universitas Notre Dame pernah mengatakan, “Kemampuan adalah apa yang mampu Anda lakukan. Motivasi menentukan apa yang Anda lakukan. Sikap menentukan seberapa baik Anda melakukannya.”

Dari sini, kita belajar bahwa sikap sangat menentukan apakah kita akan meraih kesuksesan atau tidak. Kita bisa saja memiliki kemampuan yang tinggi dan semangat untuk mencapainya. Namun, bila cepat menyerah ketika menghadapi kesulitan, niscaya kita akan sulit untuk meraih kesuksesan.

Ada tiga elemen sikap yang berpengaruh pada kesuksesan yaitu sebagai berikut.

Elemen pertama, persepsi kita terhadap kehidupan

Bagaimana kita melihat hidup ini? Apakah kita selalu melihat dengan sikap skeptis atau bersemangat mencari sisi positifnya? Bagaimana kita melihat suatu kegagalan atau kesalahan? Seorang yang berpandangan skeptis akan melihat kegagalan sebagai jalan buntu yang membawanya jatuh dalam keterpurukan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article