Jumat, Mei 10, 2024

Meretas jalan baru

Must read

Pada intinya, kembali merenenungkan tujuan pembangunan.

Tujuan membangun peradaban, menurut Schumacher seraya mengambil ajaran Buddhisme, adalah memurnikan watak manusia, menghormati alam dan menghargai solidaritas sosial. Bukan memperbanyak keinginan lahiriah (multiplication of wants) yang mendorong konsumerisme dan ketamakan.

Mengutip Mahatma Gandhi, yang pikirannya banyak dipinjam oleh Schumacher: “Dunia ini cukup bagi seluruh umat manusia. Tapi tidak untuk ketamakannya.”

Perlahan tapi pasti, ada konsensus yang makin kuat bahwa gayahidup sederhana rendah-emisi-karbon (artinya ramah alam) jauh lebih disarankan serta dipujikan sebagai progresif. Sementara emisi-karbon tinggi menjadi simbol gaya hidup primitif.

(6) MENGURANGI UTANG, MEMUPUK KEMANDIRIAN.

Utang dan investasi mungkin kita butuhkan. Tapi, kita harus melepaskan ketergantungan padanya, menanggalkan pandangan bahwa tanpanya kita tak bisa membangun.

Obsesi pada utang dan investasi tak hanya memicu ketergantungan, tapi membuat negara kita terbelunggu dalam merumuskan kebijakan publik. Negara kehilangan kapasitas melindungi mutu sosial warga negara dan kelestarian alam.

Untuk itu, kita harus mendorong pembatalan seluruh utang lama terutama di kalangan buruh dan pemilik usaha kecil.

Kita juga harus mencegah penciptaan utang baru dan menuntut penghapusan utang negara-negara berkembang kepada negara kaya maupun lembaga keuangan internasional.

Kita perlu percaya diri, dengan kreativitas dan imajinasi yang kita punya, kita bisa membangun dari apa yang kita punya di depan mata, salah satunya lestarinya alam dan keragaman hayati yang selama ini kita sia-siakan.***

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article