Digital sangat bermanfaat untuk pengetahuan dan mencari informasi, namun saat ini banyak situs-situs yang tak baik untuk perkembangan, misalnya maraknya judi online untuk anak-anak.
Untuk itu Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar webinar literasi digital dengan tema “Problematika Perjudian Online pada Anak-anak”, untuk masyarakat Kabupaten Brebes, 22 September 2021.
Praktisi Pendidikan Imam Wicaksono dalam webinar tersebut menjelaskan, fenomena judi online pada anak-anak. Judi online, permainan pertaruhan uang yang dengan sengaja dilakukan oleh para pemain secara online, walaupun mereka menyadari adanya resiko yang dihadapi kelak.
Imam Wicaksono menjelaskan bagaimana anak-anak bisa terpapar judi online? Pertama, perhatian orangtua yang begitu minimalis terhadap anak, meningkatkan risiko gangguan perilaku anak.
Kedua, perilaku yang menyimpang, perilaku yang buruk, bahkan perujudian faktanya bisa muncul dari lingkungan pertemanan. Faktor eksistensi dan banyaknya fasilitator bisa membuat anak terpapar judi online.
“Faktor iklan juga tidak kalah penting diperhatikan. Munculnya iklan otomatis dalam website, dalam video, bahkan dalam aplikasi membawa pengaruh signifikan,” jelasnya.
Maka salah satu cara agar anak terhindar dari judi online adalah Membuat anak lebih nyaman berterus terang daripada mengatakan kebohongan dan banyak beralasan.
“Bentuk pengorbanan orang tua dalam era digital salah satunya rela mengorbankan waktu untuk mendampingi anak belajar dan menjelajah ranah digital,” katanya.
Sementara itu Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UAD/Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UAD Choirul Fajri mengatakan ada beberapa strategi agar terhindar dari judi online. Gunakan password yang kuat,batasi internet berlebihan dan jangan pernah mencoba.
“Jangan pernah klik ada iklan judi online karena itu akan menjadi pintu masuk untuk mengakses situs judi online,” katanya.