Sabtu, Mei 4, 2024

Putin cerdas!

Must read

Jadi kalau ada perang. AS dan EU kenakan sanksi ekonomi. Tinggal sita saja aset proxy itu. Itu akan dinasionasi oleh Rusia. Jadi secara data intelijen dan ekonomi sudah dia dapatkan. Maka mari kita perang.

Ketiga. Cara perangnya? Data center yang ada di kapal perang Rusia di Laut hitam melepaskan rudal hipersonik menyasar koordinat yang sudah ada didalam database intelijen. Tingkat presisi tinggi sekali. Error hanya 2 meter.

Artinya walau meleset 2 meter, rudal itu tetap punya daya rusak signifikan. Kalau Rudal nyasar ke apartemen.Itu tempat tinggal petinggi militer. Kalau nyasar ke rumah sakit, dan ke pembangkit listrik. Itu bukan salah sasaran. Tetapi itu tempat markas perang ukrania tersembunyi. Karena presisi tinggi sekali daya rusaknya terbatas. Hanya hancurkan sasaran saja.

Kemudian dari pangkalan rudal yang ada di Belarusia, Rudal melesat ke pangkalan udara ukrania. Tepat sasaran. Mengapa sistem pertahanan udara anti rudal Ukrania tidak bisa intersep?

Karena rudal Rusia itu hipersonik dan melesat rendah. Engga mungkin terdeteksi oleh sistem elektonik anti rudal Ukrania buatan NATO. Dengan demikian. Walau Ukrania punya pewasat ratusan dari NATO, useless. Pesawat tempur itu kalau sistem komandonya rusak ya dia terbang buta. Jadi bego. 

Nah infanteri dan pasukan lapis baja bertugas menghadapi tentara Ukrania yang ngeyel melawan. Kalau mereka menyerah. Ya udah pulanglah. Target Putin adalah membebaskan wilayah Donbass sesuai perjanjian Minsk 2014.

Setelah itu, pasukannya akan masuk Kiev. Targetnya tangkap Zelensky. Agar kemudian Pemilu bisa diakukan. Untuk memiiih presiden baru. Game is over.

Nah lucunya, EU dan AS, hanya merasa unggul lewat sosial media dan Media massa. Zelensky malah masih bisa sibuk main twiter. Katanya mau terjun perang?

Di lapangan Rusia unggul disemua lini. Hemat lagi, engga perlu pakai pesawat tempur segala. Itulah perpaduan strategi tempur yang memadukan perang asimetris dan senjata. Atau strategi hybrid war.

Apa yang dapat kita pelajari dari perang ini? Kalau jadi pemimpin jangan terlalu banyak omong seperti presiden AS dan EU. Hemat bicara. Tetapi fokus kerja,  dengan lebih utama dapatkan informasi dan data sebelum membuat keputusan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article