Jumat, Mei 17, 2024

BBM 2022 Dharmasraya 

Must read

Peserta BBM Silek Pingian berjumlah 30 orang dengan usia rata-rata 25 tahun. Hal ini sesuai dengan tujuan dari kegiatan BBM, yaitu menyasar para pelaku seni budaya muda untuk menjadi pelopor nantinya dalam melestarikan seni budaya yang bersangkutan. Semua peserta tersebut merupakan anggota dari Silek Pingian Rantau Batanghari yang berasal dari berbagai daerah di luar Sumatera Barat, seperti Kabupaten Kuansing, Provinsi Riau dan juga Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Pada akhir pelaksanaan BBM, seluruh peserta akan membuat dramaturgi tentang perjalanan menjadi seorang murid mulai dari membantai limau (syarat masuk sasaran), menerima gerak, hingga ujian hingga masuk ke dalam hutan.

Pencak silat merupakan salah satu seni bela diri khas Indonesia yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Seni bela diri ini berawal dari Sumatera Barat dan Jawa Barat yang kemudian menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Silat di berbagai daerah tersebut memiliki perkembangan masing-masing menyesuaikan dengan adat dan tradisi di daerah. 

Pada tahun 2019, Tradisi Pencak Silat ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada siding ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Bogota. Silek Pingian sebagai salah satu jenis silat di Indonesia termasuk dalam warisan budaya dunia UNESCO dan sudah seharusnya dilestarikan agar tidak hilang atau punah. Oleh karena itu, BBM hadir di Kabupaten Dharmasraya dengan OPK Silek Pingian agar nantinya para peserta dapat tetap melestarikan seni tradisi tersebut. 

Sekretaris Disbudparpra Kabupaten Dharmasraya. H. Muhammad Syukri, S.Pd, MM Saat Membuka Ajang BBM Dharmasraya 2022

Silek Pingian adalah salah satu jenis silat di Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Dimulai dari pria yang Bernama Duli, seorang pemuda Sungai Dareh yang merantau ke Malaysia pada tahun 1890. Disana ia belajar silat yang berazaskan agama Islam. Kemudian pada tahun 1901, ia pulang ke kampung halamannya untuk mengajarkan silat. Ia kemudian membuat Perguruan Silek Pingian Rantau Batanghari.

KTU Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumbar Tari Syakrisyah Saat Membuka Ajang BBM Dharmasraya 2022

Hingga sekarang perguruan tersebut bertahan dan sekarang dipimpin oleh generasi keempat, yaitu Zainir Dato’ Mangku. Perguruan Silek Pingian Rantau Batanghari memiliki tiga aspek pembelajaran, yaitu bela diri, pengobatan tradisional, dan tasawuf. Pada Kegiatan BBM kali ini akan berfokus pada salah satu dari tiga aspek pembelajaran, yaitu bela diri. 

Lebih dari 100 tahun berdiri, Perguruan Silek Pingian Rantau Batanghari memiliki murid hingga 2000 orang yang tersebar di berbagai daerah di dalam Sumatera Barat hingga luar Sumatera Barat, seperti Jambi dan Riau. Hingga tahun 2021, laman, sebutan untuk tempat latihan Silek Pingian sudah berada di dua tempat, yaitu di Sumatera Barat dan juga di Riau. 

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article