Selasa, April 30, 2024

Menutup mata dan mengabaikan kecurangan adalah langkah menuju kehancuran

Must read

𝐎𝐥𝐞𝐡 𝐘𝐨𝐠𝐚 𝐄𝐒𝐍

Memang benar, menasehati orang yang tengah jatuh cinta akan sia-sia. Mereka tak akan pernah mendengar, mata mereka buta, telinga menjadi tuli, langkah mereka akan terhenti pada sosok yang dipujanya. Yah, biarkan saja mereka merasakan sendiri sakitnya jatuh cinta yang terlalu dalam, hingga mengabaikan betapa banyak tindakan unmoral berlangsung di sekitarnya.

Barangkali memang seperti itu cara Tuhan menyampaikan nasehatnya pada umatnya yang terlalu jatuh hati pada sesama manusia, sampai membiarkan bahkan bersikap skeptis terhadap berbagai fenomena pelik yang terjadi.

Sama seperti kejadian saat ini, dimana orang-orang yang jatuh cinta terlalu dalam itu selalu membenarkan kesalahan yang terjadi, wabil khusus dalam pelaksanaan Pemilu. Mereka selalu membetulkan kecurangan dengan dalih “yang kalah pasti koar-koar kecurangan”.

Bung, ini bukan tentang kalah dan menang, karena dua hal tersebut sudah biasa dan lumrah dalam sebuah kompetisi. Yang dipersoalkan ialah banyaknya kecurangan-kecurangan yang terjadi.

“Mana buktinya?” netizen

“Kalo ada kecurangan ya laporin ke MK, jangan teriak-teriak di sosmed doang” ucap netizen

Begitulah kiranya kicauan mereka yang menutup mata dengan banyaknya kasus pelanggaran. Mereka seakan-akan menjadi skeptis terhadap fenomena yang terjadi.

Si Rekap alat yang dirasa akan membantu mempermudah perhitungan suara nyatanya tak layak digunakan, lantaran banyak kesalahan dan kekeliruan dalam prosesnya. Data yang ditampilkan apk tersebut berbanding terbalik dengan proses pemungutan suara yang dihitung secara manual.

Belum lagi perihal surat suara yang dicoblos duluan, dan mayoritas mencoblos 02. Kemudian laporan kotak suara yang tidak tersegel, padahal secara aturan kondisi kotak suara harus dalam keadaan disegel. Andai kata rusak, harusnya diganti atau dipantau dengan pengamanan yang ketat supaya orang yang memiliki akal bulus tak melakukan siasat nakalnya.

Bansos, menjadi hal yang paling mencolok dan sangat berpengaruh terhadap penyelenggaraan Pemilu. Masifnya pembagian bansos di masa-masa kampanye capres-cawapres tentu saja menjadi strategi cerdik dan licik, mengingat Presiden Jokowi adalah ayah dari salah satu paslon yang tak bisa jauh dari 𝑐𝑜𝑛𝑓𝑙𝑖𝑐𝑡 𝑜𝑓 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡.

Mana ada seorang ayah rela anaknya kalah dalam sebuah kompetisi besar yang tentu saja akan berdampak pada citra dirinya.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article