Jumat, Mei 17, 2024

Pendidikan fotografi, pilih formal atau nonformal?

Must read

Kalau ingin belajar kungfu pergilah ke Shaolin Temple, kalau ingin mahir fotografi datanglah ke Kawasan Gunung Bromo.

Tidak salah, sekarang ini berdiri Padepokan Fotografi Bromo di Pasuruan, jawa Timur, yang digawangi oleh Sigit Pramono. Paling itulah yang trungkap dalam webinar “Pendidikan Fotografi: Antara Formal dan Nonformal”, Senin, 13 Juni 2022, jam 13.00 – 15.00 WIB.

Menurut Sigit Pramono, mantan petinggi di industri kekuangan itu, visi Padepokan Fotografi Bromo: “Menjadi pusat pembelajaran dan pendidikan fotografi, serta media visual lainnya dengan metode pengajaran yang kreatif, inovatif sekaligus menyenangkan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas.”

Selain Sigit Pramono yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Masyarakat Fotografi Indonesia (MFI), webinar yang dimoderatori oleh Eko B. Supriyanto (Chief Editor Infobank), juga menampilkan sejumlah nara sumber yang tidak asing di dunia fotografi.

Mereka adalah Prof. Soeprapto Soedjono (Ketua Dewan Kehormatan MFI dan Guru Besar Fotografi ISI Yogyakarta), Oscar Matulloh (Fotografer Senior), Oscar Samaratungga (Ketua Asosiasi Program Studi Fotografi), dan Firman Ichsan (Ketua Indonesia Professional Photographers Association/IPPA).

Hadir pula Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia  Sandiaga Salahuddin Uno yang memberikan keynote speak.

Menurut survei terungkap bahwa di dunia ini lowongan pekerjaan untuk fotografer rata-rata tumbuh 17 persen per tahun. Dalam kurun waktu 10 tahun (2020 – 2030), diproyeksikan setiap tahun dibutuhkan rata-rata sekitar 12.000 fotografer professional.

Beberapa perguruan tinggi ternama, seperti Harvard University AS dan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogya, memiliki jurusan fotografi untuk melahirkan para fotografer profesional bergelar sarjana, sampai master dan doktor. Profesi sebagai fotografer setara dengan bidang keahlian lain, seperti engineer, dokter, lawyer, jurnalis, coach di dunia olah raga dan eksekutif, dll. yang berperan penting dalam peningkatan kualitas hidup umat manusia.  

Sejarah telah mengajarkan kepada kita, fotografi terbukti merupakan karya media visual yang dapat memberikan kontribusi positif dalam industri kreatif. Boleh dikatakan, nyaris semua kegiatan manusia sejak lahir sampai meninggal selalu terikat dengan fotografi. 

Sejak bayi dilahirkan, sampai seseorang diantar ke liang lahat, selalu ada kegiatan fotografi yang melekat. Spesialisasi fotografer pun makin bervariasi, sesuai dengan semua aktivitas manusia, di semua sektor bisnis (otomotif, food industry, hospitality, pariwisata, dll), kegiatan nonprofit, pemerintahan, politik, militer, intelijen, show business, jurnalistik, dunia olah raga, dan seterusnya.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article