Jumat, Mei 3, 2024

Perlu selalu belajar kembali melihat realitas

Must read

Barangkali Anda pernah berada dalam situasi ketika bos teriak-teriak tidak sabar atau memberikan komentar sinis pada saat rekan sejawat (atau mungkin Anda sendiri) tengah memberikan presentasi, membeberkan rencana kerja di layar?

Dalam beberapa tahun ini saya mendapati sejumlah bos (salah satunya menteri) yang tidak bertahan lama di pos mereka. Sebelumnya, mereka itu orang-orang masuk kategori sukses, bahkan ada yang pernah jadi CEO organisasi besar.

Ini bukti bahwa kemahiran di bidang manajemen, kehebatan dalam hal teknis terkait lini usaha, dan keunggulan lain yang memungkinkan seseorang naik ke posisi pimpinan organisasi, bukan jaminan bisa mendukung keberhasilan dia di posisi tersebut, kalau perilaku kepemimpinannya kurang sesuai adab mulia dalam interaksi antar manusia.   

Anda akan mampu mengenali diri lebih baik dan dibantu mengatasi perilaku yang dapat mengganjal karir atau kesuksesan berikutnya tersebut, jika hati dan pikiran terbuka untuk terus berlatih. Posisi sekarang tentunya bukan merupakan stasiun terakhir dalam karir dan hidup Anda kan?

Sebelum mengikuti program executive coaching yang terstruktur dan accountable, seperti di Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching atau Global Coach Group (globalcoachgroup.com), Anda dapat menempuh langkah sederhana yang dapat dilakukan setiap hari, dengan mengambil pembelajaran, antara lain, dari kalangan fotografer.

Fotografi ternyata memberikan kontribusi sigifikan dalam pengembangan kepemimpinan organisasi. Hal Gregersen, Executive Director MIT Leadership Center dan pengajar senior Leadership and Innovation MIT Sloan School of Management, menceritakan interaksinya dengan Sam Abell, yang lebih dari 30 tahun jadi fotografer National Geographic.

Katanya, sikap Sam dalam setiap pembuatan foto sangat relevan dicontoh dalam pengembangan perilaku kepemimpinan.

When he composes a shot, he thinks about the layers from background to foreground and how they relate to one another. And, while an amateur would likely seize on the foreground subject (sometimes not even noticing what is behind it), he begins with the most distant part of the setting and builds forward from there,” kata Hal Gregersen tentang Sam Abell.

Saat mengatur posisi untuk merekam momen gerakan cahaya pada subjek yang hendak difoto, setiap fotografer sepatutnya selalu “belajar melihat kembali”, kata Oscar Motuloh, Empu Ageng (Doktor Honoris Causa dari ISI Yogya), mantan pemimpin Galeri Foto Jurnalistik Kantor Berita Antara, penerima penghargaan 30 Most influential Photographers in Asia, dan sekarang Ketua Padepokan Fotografi Bromo, pusat pelatihan fotografi yang didirikannya bersama para akademisi (KelasPFBJuli2022).

Saya percaya, kepemimpinan setiap orang memang selalu diuji oleh kemampuannya mengantisipasi misteri di balik setiap lapisan yang nampak, yang kerap kita anggap realitas. Di luar diri dan lebih utama lagi di lapisan-lapisan dalam benak kita sendiri.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article