Soto Kudus Mbak Lin
Habis berkunjung ke Lawang, kini saatnya makan siang. Pilihannya adalah Soto Kudus Mbak Lin, yang berlokasi di Jalan Ki Mangunsarkoro 15. Soto memang sudah menjadi kekayaan kuliner Indonesia, dan tempat ini salah satu yang direkomendasikan.
Restoran sederhana ini selalu ramai, tak terkecuali ketika kami datang siang itu. Soto Kudus Mbak Lin memiliki kapasitas cukup luas yang bisa menampung puluhan pengunjung. Pelayanan di sini cukup cepat, bahkan mungkin lebih cepat ketimbang restoran fast food ala Amerika.
Soto ayam tersaji dalam sebuah mangkuk kecil, sehingga banyak yang nambah lagi porsinya. Seperti soto kudus pada umumnya, semangkuk soto terdiri dari bahan utama kuah, potongan ayam, tauge, serta taburan bawang goreng dan seledri. Nasi atau lontong bisa dicampurkan ke dalam mangkuk atau disajikan terpisah, sesuai selera saja.
Yang menarik adalah tambahan lauknya yang disajikan di meja, terdiri dari tempe goreng, ati ampela, perkedel, sate daging sapi, sate kerang, sate telur puyuh, juga paru-paru goreng. Yang disebut terakhir itulah yang menjadi favorit pengunjung. Maknyus!
Batik Semarang 16
Batik selama ini dikenal di Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Lasem, dan lain-lain, tapi Semarang nyaris tidak pernah dikenal sebagai kota penghasil batik. Padahal, hanya di Semaranglah yang pada zaman sebelum Indonesia Merdeka mempunyai ‘Kampung Batik’ — kendati sekarang raib terkubur sejarah.
Adalah Batik Semarang 16, salah satu penggiat batik di Semarang. Berlokasi di Jl Bukit Kelapa Hijau V Blok BE No. 1-2, Bukit Kencana Jaya, Tembalang-Semarang, perusahaan ini mempunyai workshop, yang tidak hanya layak dikunjungi, dengan produk-produknya yang berkelas, tetapi pengunjung bisa juga belajar membatik di sini.
Batik Semarang 16 juga mempunyai penginapan, yang bisa disewakan untuk para tamu, meski jumlahnya terbatas.