Minggu, Mei 5, 2024

Fitnah keji wartawati TV nasional terhadap saya dan Farid Gaban

Must read

Bahkan saudari Irine sendiri masih menukarkan uang untuk membayar ojek dan meminjam motor saya untuk liputan. Saya mengingat ini karena di GeoTimes hanya ada 2 orang yang suka meminjam motor saya, yaitu saudara Arman Dhani (reporter) dan saudari Irene sendiri. Motor saya adalah Honda Supra X tahun 2015. 

Bagi saya tidak masuk akal korban kekerasan seksual yang biasanya trauma berhubungan dengan pelaku justru masih berhubungan dengan saya untuk hal-hal pribadi, sampai kemudian dia keluar dari GeoTimes. Karena itu saya sangat terkejut ketika mendapati tweet saudari Irine 6 tahun kemudian. 

Saya paham bahwa dalam kasus kekerasan seksual, secara umum orang lebih percaya pada mereka yang mengaku korban. Apalagi, jika pelakunya memiliki kedudukan lebih tinggi atau lebih berkuasa terhadap korban. Hal lain, para pelaku kekerasan seksual juga cenderung memiliki rekam jejak terkait kasus kekerasan atau pelecehan seksual di tempat lain sebelumnya. 

Dalam kasus saya jelas saya tidak memiliki kekuasaan kedudukan lebih tinggi dari Irine. Bahkan saya bukan atasan yang bersangkutan. Dan saya tiak memiliki rekam jejak melakukan kekerasan seksual. 

Karena itu saya terbuka bagi siapa saja yang ingin memeriksa latar belakang saya di tempat kerja sebelumnya. Misalnya saya pernah 3 tahun (2003–2005) bekerja di perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia, yang bertanggungjawab di lokasi pelatihan dan penampungan calon buruh migran ke Timur Tengah yang seluruhnya adalah perempuan. 

Dengan kemunculan saya di media sosial ini, dan jika penjelasan ini dibaca oleh kawan-kawan perempuan buruh migran yang pernah berhubungan dengan saya, terbuka kesempatan memberikan kesaksian apakah saya punya catatan melakukan kekerasan seksual. 

Saya juga pernah bekerja di perusahaan media lain, yaitu Prioritas (2009), di mana orang-orang yang pernah bekerja di media tersebut juga dapat muncul dan memberikan kesaksian terkait saya. 

Sebagian besar kronologi dan detil versi saya di atas sudah saya sampaikan ke lembaga pendamping dan kuasa hukum Irine, yaitu LBH Pers dan AJI Jakarta, serta tembusan ke Komnas Perempuan pada bulan Maret 2022, atau satu bulan setelah Irine melontarkan fitnah di media sosial. Tapi hingga saat ini (Mei 2022) saya tidak pernah dihubungi, dipanggil, dikonfirmasi, dikonfrontasi, atau diproses lebih lanjut oleh pihak mana pun. 

Kronologi di atas juga kali ini saya tembuskan kepada kantor media di mana tempat saudari Irene saat ini bekerja (CNN Indonesia). 

Saya khawatir, inilah yang terjadi dalam kasus fitnah ini selama 6 tahun terakhir. Dan akan berlanjut menjadi fitnah di tahun-tahun mendatang. Karena itu saat ini saya muncul dan membuat akun di media sosial. Karena tuduhan dan fitnah ini telah mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi saya beserta keluarga. Termasuk anak-anak perempuan saya. 

Secara terbuka kini saya menuntut saudari Irine untuk mencabut dan meminta maaf atas segala fitnah yang telah ia lontarkan ke publik pada 2 Februari 2022 melalui akun twitter @irenzzz.

Artikel sebelumnya
Artikel berikutnya
- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article